Cerita Nabi Muhammad SAW
Cerita Tentang Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga kita bisa meneladani beliau.
-------------------------------------------------
Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh
isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga
maupun untuk dijual.
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang
sudah masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan
bajunya untuk membantu istrinya di dapur.
Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.
Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat
sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayyidatina ‘Aisyah
rodliyallahu 'anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu 'alaihi
wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah
panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang
kemerah-merahan)
Aisyah rodliyallahu 'anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah Rasulullah bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Subhaanallaah....Prihatin, sabar dan tawadhuknya Rasulullah sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para
sahabat, pergerakan beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain
amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama
lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung
bertanya setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau.
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut.
Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi
batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang
menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?”
Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku.
saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah
yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai
pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai
hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia
ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Subhanallaah...betapa cintanya beliau kepada umatnya.....sedang cinta
kita kepada beliau??? apakah kita sering ingat pada beliau??? apakah
kita sering membaca sholawat untuk beliau??? apakah akhlak Rasulullah
yang begitu lembut, santun, pemaaf, ikhlas dan tawadlu' serta selalu
menyentuh hati telah kita teladani???
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi
si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA'ALA dan rasa kehambaan dalam
diri Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang tinggi menjadikan
beliau seorang yang tawadlu' yang tidak ingin dimuliakan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih
dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.
Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda
masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah,
hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa, “Yaa
Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih
bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah
seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang
bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya,
beliau mensyukuri semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang
sungguh-sungguh....Subhaanallaah.....
Renungan untuk kita, bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh
sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh???
ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita
masing-masing....bila kita mau berfikir memang nikmat Allah pada kita
banyak sehingga tidak mungkin kita menghitungnya, tapi sayang banyak
manusia yang tidak mau memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat Allah
yang telah diberikan-Nya, terutama nikmat IMAN dan ISLAM.
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qolam ayat 4 yang terjemahnya "Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti)
yang agung"
Demikian sedikit apa yang ana bisa sampaikan tentang agungnya dan
mulianya Rasulullah, tidak lupa ana sampaikan terima kasih kepada siapa
yang menyempatkan waktu membaca artikel sederhana ini
http://ceritapenyejukhati.blogspot.com/p/cerita-tentang-rasulullah-shollallahu.html
Senin, 24 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar